Sabtu, 18 Agustus 2012

Cerpen


Kehilangan

                Dua tahun yang lalu aku mempunyai seseorang yang sangat aku sayang, yang bisa disebut sebagai pacar, Adi namanya. Seseorang yang sangat berharga bagiku. Dia selalu ada di setiap hariku. Dia memberi warna di hidupku. Hanya dia yang bisa mengerti aku.
                Suatu saat dia terkena sebuah penyakit, penyakit yang sangat parah. Dia terkena kanker otak, penyakit yang sulit untuk di sembuhkan. Kemungkinan untuk sembuh sangat kecil sekali. Aku tak tahu kenapa hal itu bisa terjadi padanya, pada orang yang aku sayang. Dia di rawat di salah satu rumah sakit ternama di kota ini. Setiap hari setelah pulang sekolah aku selalu menyempatkan waktu untuk menjenguknya.
                Semakin lama kondisi Adi semakin parah. Aku tak tega melihatnya seperti ini, dia sangat menderita. Aku selalu meberi semangat agar dia bisa melawan penyakitnya. Tapi semua itu sia-sia, beberapa bulan setelah dia di rawat di rumah sakit, Adi menghembuskan nafas terakhirnya. Aku sangat terpukul, aku tak tau apa yang harus aku lakukan, aku kehilangan seseorang yang sangat berarti bagiku.
                Sebuah kejadian yang sangat menyakitkan, dimana aku harus kehilangan seseorang yang aku sayang. Mengapa kita di pertemukan jika akhirnya kita akan berpisah? Itulah pertanyaan yang memenuhi otakku, yang berkecamuk di fikiranku. Aku menganggap Tuhan tidak adil, kenapa Tuhan harus mengambil orang aku sayang? Mengapa Tuhan tega melihat aku seperti ini?
                Setiap hari aku hanya diam termenung mengingat masa laluku dengan Adi yang mungkin sudah tenang di sana. Setiap hari pula hanya air mata yang menetes di pipiku.  Seseorang telah menyadrakanku, bahwa tak ada gunanya aku menangisi Adi, aku hanya perlu mendoakannya agar dia tenang disana. Kini akan ku kenang kenangan itu, akan ku buka dengan lembaran baru. Hatiku masih tetap untuk Adi, apakah mungkin hati ini bisa berpindah ke lain hati? Walaupun Adi sudah tiada, tapi dia akan selalu ada di hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar